Rabu, 19 Oktober 2011

jual beli servis laptop dan cpu

kami menerima jal beli dan servis segala macam laptop dan cpu..

lokasi kalimalang dan rawamangun jaktim

kontak 08999972079
02170427727

Jumat, 14 November 2008

jual thunder 250






motor simpanan, kondisi istimewa, pajak sep 09, stnk 2011.
jual 12,5 juta.
TERJUAL
jaktim

Jumat, 24 Oktober 2008

Nasihat hari Ini

Sahabat, sekedar sharing… hikmahnya, ambil pelajarannya dari mana saja dan apa saja, semua yang dari Allah Swt pasti baik… dan kita semua pasti mau baik bukan?

16 Nasehat Imam Khomeini untuk Membina Pribadi Muslim

1. Sedapat-dapatnya berpuasalah setiap hari Senin dan Kamis.
2. Shalat lima waktu tepat pada waktunya, dan berusahalah shalat Tahajjud.
3. Kurangilah waktu tidur, dan perbanyaklah membaca Al-Qur’an.
4. Perhatikan dan tepatilah sungguh-sungguh janji Anda.
5. Berinfaklah kepada fakir-miskin.
6. Hindarilah tempat-tempat maksiat.
7. Hindarilah tempat-tempat pesta pora, dan janganlah mengadakannya.
8. Berpakaianlah secara sederhana.
9. Janganlah banyak bicara dan seringlah berdo’a, khususnya hari Selasa.**
10. Berolahragalah
11. Banyak-banyaklah menelaah berbagai buku (agama, sosial, politik, sains, falsafah, sejarah, sastra dan lain-lain).
12. Pelajarilah ilmu-ilmu tehnik yang dibutuhkan negara Islam.
13. Pelajarilah ilmu Tajwid dan Bahasa Arab, serta perdalamlah.
14. Lupakan pekerjaan-pekerjaan baik Anda, dan ingatlah dosa-dosa Anda yang lalu.
15. Pandanglah fakir-miskin dari segi material, dan ulama dari segi spiritual.
16. Ikuti perkembangan umat Islam.

** Dalam beberapa riwayat dari Ahlul Bayt (keluarga) Nabi dapat ditemukan tentang keutamaan hari selasa. Salah satunya sebagaimana yang tercantum dalam beberapa kitab Ahlul Bayt -seperti kitab al-Mahasin- disebutkan bahwa, pada setiap hari selasa amalan umat manusia selalu di evaluasi. Jadi evaluasi mingguan terhadap amalan manusia dilakukan. Siapakah yang mengevaluasi? Imam Zamannya…ini kembali kepada pembahasan Imamah dalam pandangan mazhab Ahlul Bayt.

Senin, 15 September 2008

NEVER SAY DIE

Saudaraku, ..

Apakah kita termasuk orang-orang yang merindukan datangnya bulan Ramadhan? Kalau ya, berarti saat -saat ini adalah saat - saat terindah kita bersamanya. Kenapa? Yah, karena tinggal 16 hari lagi kita akan meninggalkannya. Mungkin di antara kita beranggapan, ah masih lama. Tidak saudaraku, enam belas hari itu bisa kita hitung dengan jari-jari yang ada di tangan dan kaki kita. Sadarilah bahwa ia sangat dekat, tinggal enam belas hari lagi!!.

Rindu sangat dekat dengan cinta, bahkan ia melekat bersamanya. Kita merindukan bulan ramadhan berarti kita sangat mencintai bulan ramadhan, seperti Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Dalam cinta sesuatu yang ditakutkan adalah perpisahan, karena dengan perpisahan akan menghilangkan segala rasa indah dalam hati.

Saudaraku sudah siapkah kita dengan perpisahan itu. Tinggal enam belas hari lagi!!. Pantaslah dahulu para sahabat mengangis ketika ditinggalkan bulan Ramadhan, karena sangat dalamnya cinta mereka pada bulan Ramadhan.

Saudaraku, marilah sejenak merenung sudah berapakah amalan-amalan kita;
Berapa banyak buku Islam yang standart (tafsir, hadits, atau kitab-kitab rujukan para ulama) kita baca?
Berapa kali kita berzikir sehari?
Rasulullah Saw, di luar shalat biasa berzikir minimal 100 kali.
Berapa kali kita silaturrahim (ketemu keluarga, teman, sahabat, menelpon, sms dakwah) selama ini?

Sudahkah kita memberi nasehat kepada orang lain?
Sudahkah kita menuliskan tulisan dakwah ke media, ke teman, sms dakwah?
Adakah amalan andalan saya selama ini?
Berapa kali kita telah mengkhatamkan Al-Qur'an sampai saat ini?

Lihatlah mereka!
Mereka mengkhatamkan Al-Qur'an selama Ramadhan.
Utsman bin Affan 30 kali. Imam Syafi'i 60 kali. Imam Hambali 40 kali. Al-Aswad 15 kali. Qatadah 17 kali.

Saudaraku, ..
Bangkit dan reguklah kemuliaan di bulan ramadhan ini!!!
Lawan rasa kantuk, capek dan penat.
Tilawah jangan pernah menyerah..
Tahajjud jangan pernah kendur, ..
Silaturahmi jangan pernah berhenti, ..
Infaq, shadaqoh jangan sampai ketinggalan, ...
Dakwah jangan pernah loyo, ..

Ayo bangkit songsong kemenangan di bulan Ramadhan ini.
Barangkali ramadhan ini adalah yang terakhir bagi kita, .

Nagano-Japan, Ramadhan 14 night with spirit

belajar iklas dar anak kecil

Sudah dua hari ini Caca bersekolah kembali setelah tiga hari libur menyambut ramadhan. Sudah dua hari ini pula Caca menangis di sekolah karena saya dan ayahnya tidak amanah atau memenuhi janji padanya. Astagfirullah.. ampuni saya ya Allah, pinta saya.

Seperti hari-hari biasanya sebelum ramadhan, jadwal saya dan suami menjemput Caca selalu lebih cepat lima belas menit. Namun kemarin dan hari ini, saya dan suami tidak bisa menunaikan janji kami untuk menjemputnya lebih awal karena kebetulan jam sekolah caca lebih pendek dari biasanya. Saya dan suami sudah mengetahui perubahan jam sekolah ini sebelumnya dari edaran yang diberikan oleh ustadzah walinya. Tapi selalu ada hal-hal yang tidak kita ketahui dan tidak mungkin kita hindari jika harus terjadi.

Kemarin, saya sudah bersiap akan menjemputnya tepat jam sebelas tapi kemudian datang seorang bapak yang meminta tolong agar komputernya di perbaiki yang tentu saja tidak akan mungkin ditolak oleh suami. Saya berkata dalam hati, nggak apa-apalah telat sedikit menjemput Caca, insyaAllah dia sabar menunggu dan nggak akan ke mana-mana.

Lima belas menit berlalu barulah kemudian saya dan suami berangkat menjemputnya. Perjalanan ke sekolah Caca kurang lebih lima belas menit hingga total waktu telatnya adalah tiga puluh menit.

Sampai di sekolah, sekali lagi saya istigfar dalam dalam hati. Di sekolah sudah tidak ada anak-anak yang lain hanya tinggal Caca seorang diri dan beberapa ibu-ibu sedang menunggu anaknya yang mungkin kelas tiga ke atas. Caca menuruni tangga sekolah dengan mata berair. Jujur saya ingin ikut menangis karena saya mengerti perasaannya yang kecewa.

"Semuanya sudah pulang, ustadzah juga." Caca mengeluarkan kalimatnya sambil tersedu.
"Iya Nak, maafin Bunda ya." Saya mencoba membesarkan hati dan membuang rasa kecewanya.
"Tadi ayah masih ada tamu, jadi nggak bisa jemput lebih awal, " kata saya lagi.
Caca masih tersedu.
"Sudah Nak.. jangan nangis lagi ya, pahala puasanya ntar berkurang lho, " kata ayah.

"Kita jalan-jalan dulu ya, ke pom bensin terus mampir ke tempat kayla. Form bank ayah ketinggalan di sana, " kata ayah lagi.
"Iya Ca, sambil nunggu bedug Dzuhur ya, " saya berkata sambil tersenyum. Bedug Dzuhur waktunya caca berbuka puasa.
Caca mengangguk, dia melihat ke arah saya yang duduk tepat di boncengan belakang motor. Raut tangisnya berganti dengan senyum ikhlas.

Hari ini kembali hal yang sama terjadi, saya dan suami telat lagi menjemputnya. Kali ini bukan dikarenakan ada tamu tapi saya tidak tahu kalau caca pulangnya lebih cepat lagi karena hari jumat. Ustadzahnya mengirimkan sms pada saya dan mengatakan kalau caca menangis lagi. Sungguh, saya kembali merasa sedih karena dua hari ini saya telah membuat hati caca kecewa karena saya tidak bisa menunaikan amanah saya padanya. Saya begitu mengenal caca, dia hanya akan menangis apabila merasa benar-benar kecewa dan sendirian.

Sekali lagi saya hanya bisa minta maaf setibanya di rumah.
"Caca jangan sedih lagi ya, besokkan mau ulang tahun, " saya menghiburnya.

Caca tersenyum dengan mata yang masih memerah dan berair.

Duhai buah hatiku sayang.. hari ini Bunda belajar banyak darimu, belajar dari kekecewaanmu, belajar dari keikhlasanmu juga belajar menghargai, belajar tulus, belajar untuk lebih amanah
Anakku sayang... mungkin cinta bunda sudah membuatmu sedih serta selalu berucap seribu alasan karenanya maafkan Bunda ya Sayang..

Ya Allah, terima kasih karena sudah menghadirkan buah hati yang punya cinta dan ikhlas yang besar pada kami, ucap saya dalam hati, terharu.

APALAH arti sebuah NAMA

Di malam itu di dalam kereta S Bahn 75 yang membawa saya ke arah Kota Potsdam berhenti di stasiun Berlin Charlottenhof untuk menurunkan dan menaikkan penumpang.

Dalam kondisi letih dan penat saya menyandarkan diri di kursi kereta dengan rasa malas malasan, tak lama masuklah beberapa penumpang melalui pintu di belakang tempat duduk saya. Mereka duduk menyebar. Salah satu dari penumpang itu duduk berhadapan dengan saya. Pada awalnya saya tidak menghiraukan sama sekali terhadap penumpang di hadapan saya ini. Seorang pemuda Jerman dengan bola mata berwarna coklat dan berambut pirang. Begitupun sebaliknya, pemuda itu juga tidak menghiraukan saya.

Tidak berselang lama setelah kereta berjalan, pemuda tersebut mengeluarkan sesuatu dari dalam tas ransel hitamnya. Sebuah benda segi empat mirip buku agenda yang bersampulkan kalp warna coklat dengan dilengkapi restleting. kemudian pemuda tersebut membuka halamannya lalu dua matanya memelototinya.

Saya perhatikan dengan seksama, semakin lama perhatian saya semakin menyakinkan bahwa apa yang sedang di pegang dan di pelototi itu adalah mushaf Al-Qur’an. Supprise bagi saya... Langsung seketika saya pindah tempat duduk persis di depannya. Saya sapa dengan salam, dengan senyum ramah dia menjawab salam dengan lengkap sambil menjulurkan tangannya mengajak bersalaman dan berkenalan.

Dia memperkenalkan diri bernama Karim, usianya sangat belia untuk memeluk Islam. Dia masih duduk di bangku Gymnasium (setingkat SMU). Kekaguman saya tidak berhenti di situ, ternyata dia, selain cakap dalam berbahasa Inggris juga bisa sedikit bercakap dengan bahasa Arab. Masya Allah...

Dari perkenalan dan percakapan saya singkat dengan dia, memberi pesan bahwa seorang muslim harus menunjukkan jati dirinya dan percaya diri dengan keIslamannya. Salah satu bentuk kepercayaan diri pemuda tersebut adalah kepercayaan diri membaca Al-Qur’an di dalam kereta yang penuh penumpang yang non muslim bahkan boleh jadi muslimphobia. Di waktu yang lain ketika saya makan di restoran ayam halal di Berlin, tampak dua orang Jerman yang masih belia ikut antrean di resto tersebut dengan menggunakan kopyah putih, berjenggot panjang, dan memakai baju gamis.

Bahkan ketika berada keramaian pesta rakyat, mereka mengadakan sholat berjamaah dengan di awali suara adzan yang lantang. Tak nampak dari wajah mereka kekawatiran dan perasaan was was. Justru yang nampak dari mereka adalah kebanggaan dengan agama mereka yang baru.

Selain itu bentuk penunjukkan diri bahwa dia adalah seorang muslim yaitu dengan mengganti nama mereka dengan nama yang Islami. Sebut saja seperti nama pemuda di atas yaitu Karim, masih ada lagi beberapa kawan saya mualaf yang asli Jerman (bukan pendatang) yang mengganti namanya menjadi nama Islam, di antara mereka ada yang bernama Abdurahman, Yahya, Abu Bakar, Musa, Aminah, Abdul Aziz, Yunus, Adhnan. Termasuk anak-anak mereka juga di beri nama Islam, seperti Sholih, Abdullah, Muhammad, dll.

Bahkan perasaan bangga dengan nama Islam tersebut sampai-sampai temen saya yang berasal dari negara Eropa Timur bernama Anis ketika saya tanya siapa nama aslinya, maka muka dia nampak kemerahan tanda kurang senang, sambil mengayuhkan tangannya ke arah depan di susul kata-kata, „vergest …!!“ (lupakanlah!!). maksud dia adalah saya di minta untuk melupakan pertanyaan itu.

Beginilah mereka bangga akan keIslamannya, meskipun dari sebuah nama. mungkin ini merupakan respon mereka terhadap hadist Nabi yang menganjurkan untuk memberi nama dengan nama kebaikan atau yang mengandung doa, boleh jadi juga dalam jiwa hanif mereka selalu terngiyang-iyang firman Alloh yang berbunyi: "isyhadu bianna muslimun“ (saksikanlah bahwa saya adalah seorang muslim)

Wallahu a’lam

DOA DUA MALAIKAT SUBUH

Islam sangat menganjurkan pemeluknya untuk berinfaq. Anjuran yang bahkan pada bagian awal surah Al-Baqarah telah disebutkan oleh Allah subhaanahu wa ta’aala menggambarkan salah satu karakter utama orang bertaqwa.

الم ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ الَّذِينَ
يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ

“Alif Laam Miim. Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat dan meng-infaq-kan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka.”
(QS Al-Baqarah ayat 1-3)

Dalam ayat di atas Allah ta’aala menyebutkan karakter muttaqin yang biasa berinfaq bersama karakternya yang rajin menegakkan sholat. Di dalam Al-Qur’an hampir selalu karakter menegakkan sholat dan mengeluarkan infaq disebutkan dalam suatu rangkaian berpasangan. Hal ini mudah dimengerti sebab ajaran Islam selalu menekankan keseimbangan dalam segala sesuatu. Islam bukan semata ajaran yang mewujudkan hubungan antara hamba dengan rabbnya atau hablum minAllah, tetapi juga hubungan antara hamba dengan sesama hamba atau hablum minan-naas.

Uniknya lagi, di dalam ajaran Islam bila suatu perintah Allah ta’aala dilaksanakan, maka bukan saja hal itu menunjukkan kepatuhan seorang hamba akan rabbnya, melainkan dijamin bakal mendatangkan manfaat bagi si hamba. Ini yang disebut dengan fadhilah atau keutamaan suatu ’amal-perbuatan. Misalnya sholat malam atau tahajjud. Allah ta’aala menjanjikan bagi pelakunya bakal memperoleh kekuatan daya pengaruh ketika berbicara.

يَا أَيُّهَا الْمُزَّمِّلُ قُمِ اللَّيْلَ إِلَّا قَلِيلًا نِصْفَهُ أَوِ انْقُصْ مِنْهُ قَلِيلًا
أَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْآَنَ تَرْتِيلًا إِنَّا سَنُلْقِي عَلَيْكَ قَوْلًا ثَقِيلًا

“Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit, atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al-Qur'an itu dengan perlahan-lahan. Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat.” (QS AlMuzzammil ayat 1-5)

Contoh lainnya bila seseorang meningkatkan ketaqwaan kepada Allah ta’aala maka di antara fadhilah yang akan ia peroleh adalah penambahan ilmu dari Allah ta’aala, jalan keluar kesulitan hidupnya serta rizqi dari arah yang tidak disangka-sangka.

وَاتَّقُوا اللَّهَ وَيُعَلِّمُكُمُ اللَّهُ

”Dan bertakwalah kepada Allah; Allah (akan) mengajarmu.” (QS AlBaqarah ayat 282)

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

”Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS Ath-Thalaq ayat 2-3)

Demikian pula dengan berinfaq. Allah ta’aala menjanjikan fadhilah di balik kedermawanan seseorang yang rajin berinfaq.

قُلْ إِنَّ رَبِّي يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَيَقْدِرُ لَهُ وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ

“Katakanlah, "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)." Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya.” (QS Saba’ ayat 39)

Bahkan dalam sebuah hadits Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menggambarkan keuntungan yang bakal diraih seseorang yang rajin berinfaq di pagi hari sekaligus kerugian yang bakal dideritanya bilamana ia tidak peduli berinfaq di pagi hari.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيهِ إِلَّا مَلَكَانِ يَنْزِلَانِ فَيَقُولُ أَحَدُهُمَا اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا
وَيَقُولُ الْآخَرُ اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا (البخاري)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu sesungguhnya Nabi Muhammad shollallahu ‘alahi wa sallam bersabda: “Tidak ada satu subuh-pun yang dialami hamba-hamba Allah kecuali turun kepada mereka dua malaikat. Salah satu di antara keduanya berdoa: “Ya Allah, berilah ganti bagi orang yang berinfaq”, sedangkan yang satu lagi berdo’a “Ya Allah, berilah kerusakan bagi orang yang menahan (hartanya)” (HR Bukhary 5/270)

Pembaca yang budiman, marilah kita galakkan berinfaq di pagi hari agar malaikat mendoakan kelapangan rizqi yang memang sangat kita perlukan untuk memperlancar ibadah, amal sholeh, da’wah dan jihad kita di dunia. Dan jangan biarkan ada satu pagipun yang berlalu tanpa berinfaq sebab itu sama saja kita mengundang kerusakan dalam hidup sebagaimana doa malaikat yang satunya di setiap pagi hari.

Ketahuilah, bukan banyaknya jumlah infaq yang penting melainkan kontinuitas-nya. Lebih baik berinfaq sedikit namun konstan terus-menerus daripada berinfaq dalam jumlah besar namun hanya sekali setahun atau seumur hidup. Orang yang konstan berinfaq tidak bakal dipengaruhi oleh musim. Dalam masa paceklik tetap berinfaq, dalam masa panen tentu lebih pasti.

وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ
أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit.”
(QS Ali Imran ayat 133-134)